Laman

Jumat, 31 Oktober 2014

Sistem Among


Sistem Among


Sebelum berbicara mengenai sistem among ada baiknya kita mengenal sang pencetusnya. Berikut  biodata singkatnya :
     Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYDSuwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah namakapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
     Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan sistem among. Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, merdeka pikirin dan tenaga nya, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia.
Sistem among sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan dengan menerapkan sistem kepemimpinan :
a.      Ing ngarso sung tulodo, maksudnya yang didepan menjadi teladan
b.     Ing madyo mangun karso, maksudnya yang ditengah membangun kemauan
c.      Tut wuri Handayani, maksudnya yang dibelakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian

Sistem among dilaksanakan dalam bentuk hubungan pendidikan dengan peserta didik merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota muda secara pribadi agar pembinaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka.
Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berprilaku :
a.      Kasih sayang, kejujuran, keadilan, kepatutan,kesederhaan,kesanggupan berkorban, dan kesetiakawanan sosial.
b.     Disiplin disertai inisiatif dan bertanggung jawab kepada Tuhan, bangsa dan negara, sesama manusia, diri sendiri, alam, dan lingkungan hidup.

Anggota dewasa berupaya secara bertahap menyerahkan kepemimpinan sebanyak mungkin kepada anggota muda, untuk selanjutnya anggota dewasa secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.


             Pramukanet.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar